“ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen
strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan
perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya
untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi.
Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian
fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut
Thomas L.Wheelen – J. David Hunger manajemen strategi adalah serangkaian dari
pada keputusan majerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan
perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan /
perencanaan strategi, pelaksanaan / implementasi, dan evaluasi
Lingkungan
dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi, control masyarakat,
perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi perkembangan suatu negara maupun
bisnis. Control masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun
perusahaan, sehingga pemerintah maupun pemimpin perusahaan tidak dapat membuat
kebijakan yang mengabaikan kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam
menjalankan kegiatannya perlu adanya keselarasan antara kompetensi yang
dimiliki perusahaan maupun pemerintah dengan lingkungan yang ada di luar
organisasi (perusahaan dan pemerintah).
Pertimbangan
global praktis berdampak pada keputusan strategis, batas-batas
negara diabaikan.Untuk mengetahui dan menghargai dunia dari
perspektif orang lain telah menjadi masalah hidup atau mati untuk bisnis.
Dengan demikian perlu adanya kegiatan dalam pengambilan keputusan yang
disesuaikan antara kemampuan yang dimiliki dengan lingkungan yang ada di
sekitar sehingga perlunya adanya manajemen strategi.Menopang manajemen
strategis tergantung pada manajer mendapat pengertian mengenai pesaing, pasar, harga,
pemasok, distributor, pemerintah, kreditor, pemegang saham dan pelanggan
diseluruh dunia.Harga dan mutu dari produk dan jasa perusahaan harus dapat
bersaing di seluruh dunia, bukan hanya di pasar lokal.
Di
dalam perusahaan,perusahaan akan daptat menentukan apa yang akan dilakukannya
menyangkut tindakan yang dimungkinkan oleh seumber daya,kemampuan dan
kompetensi inti yang dimiliki perusahaan. Lingkungan internal merupakan
factor-faktor yang berada di dalam organisasi yang mecerminkan kekuatan atau kelemahan-kelemahan
yang ada di dalam organisasi.Perusahaan perlu mengukur kepentingan strategi
dari kompetensi internalnya dengan dasar peluang dan ancamanyang ada di dalam
lingkungan industry kompetitif perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa pentingnya analisis lingkungan
internal ?
- Apa saja komponen analisis lingkungan
internal ?
- Jelaskan pendekatan apa saja yang
digunakan dalam melakukan identifikasi factor internal ?
- Bagaiman cara mengevaluasi variable
strategi internal ?
1.3 Tujuan Penulisan
- Mengetahui pentingnya melakukan analisis
internal
- Mengetahui apa saja komponen analisis
lingkungan
- Mengetahui dan memahami apa saja
pendekatan yang di pakai dalam melakukan identifikasi factor internal
- Memahami bagaimana cara mengevaluasi
variable internal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pentingnya
Analisis Internal
Memahami dan
mengetahui peluang dan ancaman saja tidaklah cukup, perusahaan harus menemukan
jati diri dan kemampuan dalam organisasinya agar peluang dan ancaman tersebut
bisa dimanfaatkan secara efektif dan efisien sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai.
Adapun yang
menjadi fokus utama sekaligus sebagai alasan pentingnya analisiss lingkungan
internal adalah upaya untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
perusahaan.Kekuatan merupakan suatu kondisi perusahaan yang mampu melaksanakan
semua tugasnya secara baik. Sebaliknya, kelemahan merupakan kondisi dimana
perusahaan kurang mampu melaksanakan
tugasnya dengan baik karena memiliki keterbatasan atau kekurangan dalam sumber
daya,keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja
efektif perusahaan.
Faktor lainnya
sebagai alasan pentingnya analisis lingkungan internal dilakukan oleh manajer
adalah adanya kondisi ketidakpastian, kompleksitas dan konflik yang dihadapi
dalam organisasi.Manajer menghadapi kondisi ketidakpastian dalam hal munculnya
teknologi baru, perubahan kecenderungan ekonomi dan politik yang berlangsung
cepat,perubahan dalam nilai sosial,dan pergeseran permintaan
konsumen.ketidakpastian lingkungan internal akan meningkatkan kompleksitas dan
jumlah masalah yang harus diamati oleh manajer saat mempelajari lingkungan
internal.
2.2
Komponen
Analisis Lingkungan
Faktor-faktor
utama analisis lingkungan internal adalah :
1. Pemasaran
2. Keuangan
dan akunting
3. Produksi,operasi
dan tekik
4. personalia
5. Manajemen
mutu
6. Sistem
informasi
7. organisasi dan manajemen umum
Faktor lingkungan internal didefinisikan oleh para
ahli secara berbeda-beda dalam pengelompokannya tetapi pada garis besarnya ada
lima factor yang harus dipertimbangkan dalam menganalisis lingkungan internalya:
1. Pemasaran
elemen-elemen dai faktor pemasaran
2. Keuangan,
para penyusun strategi perlu melakukan analisis manajemen keuangan perusahaan
yang tercermin dalam laporan keuangan
3. Sumber
daya manusia , sumber daya manusia merupakan faktor yang terpenting karena
manusialah yang akan membuat keputusan untuk semua fungsi organisasi.
4. Operasional,
hal-hal yang perlu dianalisis adalah bagaimana pelayanan perusahaan kepada para
konsumen atau pelanggan.
5. Organisasi,
hal-hal yang perlu dianalisis adalah mengeai stuktur organisasi,citra dan
prestise perusahaan, suasana organisasi,kultur atau budaya organisasi.
2.2.1
Untuk
melakukan analisis terhadap lingkungan internal suatu perusahaan diarahkan pada
pemahaman :
1. Sumber
daya perusahaan
Para ahli
berbeda-beda dalam mendefinisikan sumber daya manusia, misalnya , ada yang
mengartikannya sebagai segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Ahli lain menganggap
sumberdaya sebagai kumpulan dari faktor-faktor yang tersedia yang
dikendalikan atau dimiliki perusahaan. Dalam pengertian yang lebih luas Sumber
daya merupakan input dari proses produksi perusahaan.
Dari beberapa
pengertian tersebut, maka sumber daya perusahaan,dapat dikelompokkan menjadi
dua :
a. Sumber
daya berwujud
Sifat
utama dari sumber daya berwujud ini adalah dapat didefinisikan lebih langsung
dan diperkirakan nilainya.
ü Sumber
daya keuangan
·
Kapasitas peminjaman
perusahaan
·
Kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan dana internal
ü Sumber
daya fisik
·
Kecanggihan dan lokasi
pabrik
·
Akses bahan baku
ü Sumber
daya manusia
·
Pelatihan,pengalaman,
penilaian,intelegensi,pandangan,kemampuan adaptasi, komitmen,dan loyalitas
manajer dan pekerja.
ü Sumber
daya organisasi
·
Struktur pelaporan
formal dan system perencanaan,pengendalian serta koordinasi formal perussahaan.
b. Sumber
daya tidak berwujud
Lain hal nya
dengan sumber daya berwujud, sumber daya tidak berwujud memiliki sifat tidak
Nampak atau terlihat, lebih sulit untuk dimengerti dan ditiru oleh pesaing.Para
manager lebih menyukai menggunakan sumber daya tak berwujud sebagai sumber
bersaing berkesinambungan.Sebagai contoh, nama merek mungkin merupakan sarana
terpenting menuju keunggulan bersaing yang berkesinambungan bagi banyak
perusahaan. Produk dengan nama merek yang kuat akan memberikan nilai tinggi
bagi konsumen. Dalam hal ini manajer dituntut untuk mengerti nilai strategi
sumber daya perusahaan baik yang berwujud maupun tidak berwujud.Nilai strategi
sumber daya perusahaan ditandai oleh sejauhmana kontribusinya terhadap
pengembangan kemampuan, kompetensi inti, dan akhirnya keunggulan bersaing dan
berkesinambungan (sustainable competitive advantage ).
ü Sumber
daya teknologi
·
Persediaan
teknologi,seperti paten,merek dagang,hak cipta dan rahasia dagang
·
Pengetahuan yang
dibutuhkan untuk menerapkannya dengan sukses
ü Sumber
daya untuk inovasi
·
Pekerja teknis
·
Fasilitas riset
ü Reputasi
·
Reputasi dengan
konsumen
-
Nama produk,persepsi
mengenai kualitas produkdan ketahanannya.
·
Reputasi dengan pemasok
2. Kemampuan
Perusahaan
Kemampuan
perusahaan adalah kapasitas perusahaan dalam menggunakan sumberdaya yang
terintegrasi untuk mencapai tujuan perusahaan.Sejumlah pengetahuan manusia dan
modal merupakan salah satu kemampuan perusahaan yang paling signifikan dan
merupakan akar dari segala keunggulan bersaing.Pengetahuan manusia dipandang
sebagai penjumlahan segala sesuatu yang diketahui setiap orang dalam perusahaan
yang memberikan perusahaan tersebut kemampuan bersaing dalam pasar.
Setiap pesaing
dapat datang dan menggunakan mesin yang sama dan peralatan yang sama. Tetapi
pesaing tidak dapat meniru komitmen dan kemampuan dari perusahaan lain dengan
begitu saja. Saat ini beberapa perusahaan berupaya untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan secara lebih baik program pelatihan mereka untuk memungkinkan
setiap pekerja mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan secara efisiensi dan efektif.Kemampuan seringkali dikembangkan dalam
bidang fungsional, misalnya produksi, R&D, pemasaran danl ainnya.
3. Kompetensi
Inti
Tujuan penerapan
strategi yang dapat diciptakan nilai adalah untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas perusahaan dengan tujuan pencapaian daya saing strategi dan laba di
atas rata-rata.Tidak seluruh sumber daya dan kemampuan perusahaan merupakan
asset strategi yang penting.
Contoh Bidang
dan Kemampuan Perusahaan
BidangFungsional
|
Kemampuan
|
Filosofi Perusahaan
|
Memandang
perusahaan sebagai sekumpulan kemampuan dari pada produk
|
Manajemen
|
Aliansi
strategi secara efektif. Hubungan dengan pemasok dan konsumen
|
SumberDayaManusia
|
Program
pelatihan efektif dan ekstensif
|
Manufaktur
|
-
Produksi yang
cepatbarang trendy
-
Pengenalan mesin
teknologi canggih
|
Pemasaran
|
Promosi
produk yang efektif
|
SistemInformasi
|
Keterampilan
Proses data
|
Sumber
:Hitt, A. Michael., Irelan, Duane. R., and Hoskisson,E. Robert. 2001. Strategic
Management Competitiveness and Globalization.
Kompetensi inti
merupakan sumber daya dan kemampuan perusahaan yang merupakan sumber keunggulan
bersaing terhadap pesaingnya.Perusahaan yang dengan modal keuangan tidak cukup
maka tidak dapat membeli fasilitas atau mempekerjakan pekerja yang kemampuannya
dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang member nilai tinggi bagi konsumennya.
Kemampuan menjadi kompetensi inti apabila dapat menolong perusahaan
menghasilkan produk tersendiri( barang dan jasa dengan sifat dan karakteristik
yang dihargai konsumen).
2.3
IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL
Pendekatan yang perlu dipertimbangkan seorang
manajer ketika mengidentifikasi factor-faktor internal perusahaan :
2.3.1
Pendekatan
fungsional
Menurut
pendekatan fungsional, kompetensi (kekuatan dan kelemahan) perusahaan dapat
dilihat pada berbagai fungsi bisnis yang ada dan dikerjakan dalam perusahaan,
antara lain:
a. Fungsi
bidang Pemasaran
Fungsi utama
bidang ini adalah menyampaikan dan memindahkan barang dan jasa dari produsen
kekonsumen melalui saluran saluran yang telah ditentukan.
Dalam hal ini
perlu diperhatikan beberapa factor kunci pemasaran untuk membangun keunggulan
bersaing dalam pasar yang semakin terpilah pilah :
1. Pangsa
pasar dan segmentasi pasar. Berapa besar yang dikuasai perusahaan dan kelompok
segmen mana saja yang telah dimasuki
2. Bauran
produk dan jasa. Bagaimana kualitas barang yang dijual, tenaga penjual yang
efisien dan efektif. Hubungan erat dengan pelanggan utama
3. Jasa
purna jual yang efektif
4. Citra
masyarakat terhadap perusahaan dan pembentukan loyalitas
5. Periklanan
yang efektif
6. Strategi
harga yang efektif untuk produk dan jasa
7. Jalur
distribusi yang efisiensi
b. Fungsi
bidang keuangan
Manajemen
keuangan berhubungan dengan tiga aktivitas fungsi utama:
1. Aktivitas
penggunaan dana
2. Aktivitas
perolehan dana
3. Aktivitas
pengelolaan aktiva
Factor keuangan
internal sebagai berikut :
1. Perencanaan
keuangan, modal kerja, dan prosedur penganggaran modal yang efisiensi dan
fektif
2. Sistem
akuntansi untuk perencanaan, anggaran biayan, laba dan prosedur audit yang
efisien dan efektif
3. Total
sumber daya keuangan dan kekuatannya : likuiditas, leverage, profitabilitas,
aktivitas dan arus kas
4. Biaya
modal yang rendah dalam hubungannya dengan industry dan para pesaing
5. Kebijakan
penilaian persediaan
6. Hubungan
yang bersahabat dengan pemilik dan pemegang saham
c. Fungsi
bidang SDM
Factor internal
SDM diantaranya karyawan berkualitas tinggi, struktur organisasi dan suasan
yang efektif, biaya buruh yang rendah, system manajemen startegi, hubungan yang
efektif dengan serikat buruh, sejarah perusahaan dalam mencapai tujuan,
pengaruh terhadap badan pemerintah, citra dan presticse perusahaan, ukuran
perusahaan dalam hubungannya dengan industry, kebijakan hubungan kerja yang
efisiensi dan efektif
d. Fungsi
bidang Produksi dan Operasional
Factor kunci
internal produksi dan Operasi yaitu kapasitas untuk memenuhi permintaan pasar,
ketersediaan bahan baku yang mencukupi, lokasi fasilitas dan kantor yang
startegis, system pengendali persediaan yang efisien dan efektif, peralatan dan
mesin yang efisien dan efektif, integrasi vertical atau hubungan pemasok yang
efektif, kantor yang efisien dan efektif, dll.
e. Fungsi
bidang Penelitian dan Pengembangan
2.3.2
Pendekatan
rantai nilai (Value Chain)
Tiga
tahapan analisis Value Chain yaitu
1. Mengidentifikasi
aktivitas Value Chain,
2. Mengidentifikasi
Cost Driver pada setiap aktivitas nilai,
3. Mengembangkan
Keunggulan kompetitif dengan mengurangi biaya atau menambah nilai :
a. Mengidentifikasi
keunggulan kompetitif
b. Mengidentifikasi
peluang akan nilai tambah
c. Mengidentifikasi
Peluang untuk mengurangi biaya
2.3.3
Pendekatan
PIMS
Dalam analisi
sini yang akan digunakan adalah strategi mana yang memberikan keuntungan bagi
perusahaan. Dalam analisis ini yang menajdi ukuran adalah model strategi yang
digunakan dan tingkat kembali modal yang diperoleh perusahaan.
Karakteristik
PIMS :
1. Intensitas
investasi
2. Pangsa
pasar
3. Pertumbuhan
pasar
4. Daur
hidup produk
5. Rasio
biaya pemasaran dan besarnya penjualan.
Rasio Investasi yang tinggi terhadap penjualan
sebagai antisipasi pertumbuhan pasar menyebabkan rendahnya aliran kas masuk dan
ROI, semetara kas keluar amat besar.Pengaruh ini menjadi lebih signifikan, jika
perusahaan memiliki jumlah aktiva tetap yang tinggi.Sedangkan besarnya pangsa
pasar berpengaruh positif terhadap besarnya ROI dan aliran kas masuk.Semakin
besarnya pangsa pasar semakin besar pula ROI dan kas masuk yang berhasil
dicapai.
2.3.4
Pendekatan
7-S
Model 7-S Mc
Kinsey merupakan kerangka yang banyak didiskusikan untuk melihat saling
keterkaitan antara formulasi dan implementasi strategi.Model ini membantu
manager untuk memfokusnya perhatian pada pentingnya menghubungkan startegi yang
dipilih pada beragam kegiatan yang dapat mempengaruhi implementasi strategi
tersebut.Pendekatan ini mensyaratkan mengetahui dan mengevaluasi tujuh variable
organisasi yaitu :
1. Structure,
kerangka dimana kegiatan anggota organisasidikoordinasikan.
2. Strategy,
rute yang telah dipilih oleh organisasi Bgi pertumbuhannya dimasa depan
3. Staff,
sumber daya manusia organisasi
4. Style,
pendekatan kepemimpinan dari manajemen puncak dan pendekatan operasional
keseluruhan organisasi
5. System
and procedure, prosedur formal dan informal meliputi system inovasi,system
kompensasi,SIM,dan system alokasi capital.
6. Skill,
apa yang dilakukan terbaik oleh organisasi,kapabilitas dan kompetensi khusus
yang ada di dalam organisasi.
7. Shared
values, (superordinat) konsep dan prinsip pedoman dari organisasi,nilai-nilai
dan aspirasi.
2.4 EVALUASI VARIABEL INTERNAL
Setelah variabel-variabel teridentifikasi melalui
beberapa pendakatan, proses berikutnya di dalammenganalisis profile perusahaan
(kekuatan dan kelemahan) adalah melakukan penilaian (evaluasi terhadap variabel
internal tersebut). Untuk melakukan apakah variabel internal, maka diperlukan
beberapa standar dalam menentukan apakah variabel-variabel itu masuk daam
kelompok kekuatan dan kelemahan perusahaan. Ada empat prespektif dasar yang
perlu digunakan para perancang strategi dalam mengevaluasi variabel-variabel
strategi internal yaitu :
2.4.1
Perbandingan dengan
Kinerja Masa lalu
Dalam hal ini perancang strategi menggunakan pengalaman
historis perusahaan sebagai landasan untuk mengevaluasi variabel
intern.Biasaanya para manajer paling mengetahui kermampuan dan masalah
perusahaan mereka karena mereka terlibat dan berpengalaman dalam kegiatan
keuangan, pemasaran, produksi, dalitbang perusahaan.Oleh karena itu, tidak
mengherankan kalau pendekatan ini dinilai subjektif.Jadi, dengan hanya
menggunakan pengalaman historis sebagai dasar untuk mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan dapat memunculkan ketidakakuratan.Akan tetapi, hendaknya
diketahui bahwa pendekatan ini sangat banyak dipergunakan, karena mudah
dikerjakan.
2.4.2
Tahap dalam Evolusi
Industri
Syarat sukses yang diperlukan bagi keberhasuilan
perusahaan dalam memasarkan produknya banyak dipengaruhi oleh produk itu
sendiri. Kekuataan yang diperlukan untuk meraih sukses akan berubah ditahap
pertumbuhan. Pertumbuhan yang cepat menarik pesaing untuk masuk keproduk
pasar.Pada tahap ini, faktor- faktor seperti pengenalan merek, diferensiasi
industri dan sumber daya keuangan untuk mendukung baik pengeluaran pemasaran
yang besar maupun dampak dari persaingan harga atau arus kas dapat menjadi
kekuatan kunci.
Pada masa kemunduran, faktor yang
terpenting adalah keunggulan biaya, hubungan baik dengan pemasok atau pelanggan
dan pengendalian keuangan.Keunggulan bersaing dapat diperoleh pada tahap ini,
setidak- tuidaknya untuk sementara.Jika perusahaan berda di pasar yang menyusut
secara perlahan-lahan dan para pesaing memilih untuk meningalkannya.
2.4.3
Perbandingan dengan
Pesaing
Perhatian utama dalam menentukkan kekuatan dan
kerlemahan suatu perusahaan adalah dengan membandingkan secara relative dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki pesaing, Khususnya pesaing utama.
Perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama seringkali memiliki keahlian, pemasaran,
sumber daya keuangan fasilitas dan lokasi operasi, pengetahuan teknis, citra
merek, derajat integrasi, kemampuan manajerial, dan lainnya. Kermampuan intern
yang berbeda ini dapat menjadi kekuatan dan kelemahan relatif bergantung pada
strategi yang dipilih perusahaan.
Dalam
memilih strategi, manajer harus membandingkan kemampuan- kemampuan internal
kuncui perusahaan dengan yang dimilik para pesaing.Dengan demikina, Perusahaan
dapat menemukan kekuatan dan kelemahannya.
2.4.4
Perbandingan dengan
Faktor sukses Industri
Pada pendekatan ini, yang diamati sebagai pembanding
tidak hanya perusahan pesaing pokok saja, tetapi industri secara
keseluruhan.Manajer perlu mengindentifikasi faktor kunci penentu keberhasilan
industri.Hal tersebut misalnya meliputi karakteristik pesaing, kebutruhan dan
posisi tawar menawar konsumen, integrasi vertikal, hambatan masuk ke dalam dan
keluar pasar, ketersediaan barang pengganti, dan posisi tawar menawar pemasok.
3.1 MATRIK
PROFIL PERUSAHAAN
Matrik profil perusahaan mencoba untuk
mengkuantitatifkan keunggulan dan kelemahan dari variabel yang telah
diidentifikasi dan evaluasi.Namun, perludipahami bahwa upaya melakukan
kuantifikasi sekaliopuntidak dapat sepenuhnya meninggalkan peran pendapat dari
manajemen (management judgement). Walaupun tidak daa standar yang baku mengenai
berapa jumlah variabelyang akan diberi penilaian dalam matriks profil
perusahaan, akan tetapi penyusunan matrik itu secara sederhana akan mengikuti
pola sebagai berikut : (Rangkuti F. 1997).
1. Menentukan
faktor- faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
2. Memberi
bobot masing- masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1.0 (paling
penting ) sampai 0,0 (tidak penting),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. Semua
bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skala total.
3. Hitung
rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai
dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat
positif (variabel yang masuk kategori kekuatan ) diberi nilai mulai dari +1,
sampai sengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata- rata
indusdtri atau pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif
kebalikannya.
4. Kalikan
bobot pada kolom @ dengan rating kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan
dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang
nilainnya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
5. Gunakan
kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor- faktor tertentu
dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
6. Jumlahkan
skor pembobotan (kolom 4), untuk memperoleh total pembobotan bagi perusahaan
yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu
bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya. Skor total ini dapat
digunakan untuk membandingkan perusahaan yang bersangkutan dengan perusahaan
lainnya dalam kelompok industri yang sama.
Tabel
4.8
Contoh
matrik profil internal perusahaan
Faktor
Internal
|
Bobot
|
Rating
|
Bobot
x rating
|
Komentar
|
Kekuatan :
|
||||
Budaya kualitas
|
0,15
|
4
|
0,60
|
Kualitas kunci sukses
|
Pengalaman top manajer
|
0,15
|
4
|
0,60
|
Mengetahui produk
|
Integrasi vertical
|
0,10
|
4
|
0,40
|
Hubungan baik
|
Hubungan yang baik dengan SDM
|
0,05
|
3
|
0,15
|
Baik tapi cenderung menurun
|
Memiliki orientasi internasional
|
0,15
|
3
|
0,45
|
Memiliki reputasi baik
|
Kelemahan :
|
||||
Proses produksi
|
0,05
|
2
|
0,10
|
Lambat untuk produk baru
|
Saluran distribusi
|
0,05
|
2
|
0,10
|
Ancaman superstore
|
Dukungan kondisi keuangan kurang
baik
|
0,15
|
2
|
0,30
|
Tingginya hutang
|
Posisi global sangat kurang
|
0,10
|
1
|
0,10
|
Lemah dibeberapa negara
|
Fasilitas manufaktur
|
0,05
|
1
|
0,05
|
Perlu investasi sekarang
|
Total
|
Table
4.8 menggambarkan kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan menggunakan
pendekatan fungsional dan pendekatan industry untuk keperluan identifikasi dan
evaluasi variable internal,dengan mengikuti pola atau tahapan yang telah
diuraikan sebelumnya.
Pemberian
bobot dan nilai dari masing-masing variable sepenuhnya tergantung pada pendapat
manajemen. Oleh karena itu, tidak heran jika posisi,pengalaman dan pemahaman
manajerial sangat banyak berpengaruh.subjektifitas tidak sepenuhnya dapat dihilangkan,dan
memang tidak perlu. Fungsi pokok matriks ini lebih merupakan rigkasan
keseluruan proses identifikasi dan evaluasi kekuatan dan kelemaahan perusahaan.